• FENOMENA SENI PERTUNJUKAN NON KONVENSIONAL
    Sebagai kesenian yang berciri mondial konsepsi dalam teater Indonesia tidak akan luput dari berbagai pengaruh, baik yang datangnya dari luar maupun dari budaya sendiri. Dalam dunia kesenian hal semacam ini bukanlah hal yang tidak lazim, karena faktor terpengaruh atau pun mempengaruhi menjadi suatu pengayaan dari sebuah kreativitas. Namun meskipun demikian ...
    12 Maret 2007 / Adang Ismet /   Jurnal Panggung XVIII, 2001
  • IQBAL: ESTETIKA DALAM TASAWUF
    Dalam Islam ada yang dikenal dengan Tasawuf, yang di dalamnya meliputi persoalan tentang Tuhan, alam, dan manusia serta perjalanan manusia menuju kesempurnaan hidup. Tasawuf bertujuan untuk mencapai marifat kepada Tuhan. Seluruh aktivitas spiritual dilakukan dengan berakhir pada pencapaian kesatuan bersama Tuhan. Bila Tuhan telah mampu di Marifati, kondisi estetis akan ...
    12 Maret 2007 / Agus Setiawan /   Jurnal Panggung XVIII, 2001
  • EVOLUSI RONGGENG GUNUNG DARI RITUS KESUBURAN KE PERTUNJUKAN HIBURAN
    Tulisan ini berupa tafsir terhadap asal usul terbentuknya kesenian ronggeng gunung di Ciamis bagian selatan, kemudian secara ringkas menyajikan jejak-jejak perkembangannya dengan mengingat bahwa dalam perjalanannya yang cukup panjang diduga kesenian itu telah mengalami pergeseran fungsi dan bentuk. Tafsir itu ialah bahwa ronggeng gunung terbentuk dari kegiatan ritus. Hal ini ...
    12 Maret 2007 / Anis Sujana /   Jurnal Panggung XVIII, 2001
  • BAJIDORAN DI KARAWANG
    Bajidoran merupakan sebuah bentuk seni pertunjukan rakyat yang diduga muncul sekitar tahun 1950-an. Istilah bajidoran populer, yang pada aras tertentu cukup memberi identitas sebagai kesenian daerah kaleran. Kesenian ini tumbuh dan berkembang pesat di daerah pantai utara Jawa Barat, terutama Karawang dan Subang. Kelompoknya menjamur di mana-mana. Pertumbuhannya sangat mengagumkan ...
    12 Maret 2007 / Een Herdiani /   Jurnal Panggung XVIII, 2001
  • MENELUSURI PENGERTIAN ISTILAH KAWIH DAN TEMBANG DALAM KARAWITAN SUNDA
    Beberapa permasalahan yang cukup substansial di dalam paradigma karawitan Sunda masih banyak yang belum jelas. Hal ini perlu untuk terus dibahas dan diperbincangkan sebagai wacana ilmiah. Sekaitan dengan hal tersebut dalam tulisan ini penulis mencoba mengangkat salah satu permasalahan yang menurut penulis cukup menarik dan sangat penting untuk diperbincangkan, yakni ...
    12 Maret 2007 / Komarudin /   Jurnal Panggung XVIII, 2001
  • BEDAYA RIMBEY TARI KLASIK BERNUANSA ISLAMI
    Bedaya Rimbey adalah sebuah bentuk reportoar tari kelompok putri yang hidup di Keraton Kanoman Cirebon, Jawa Barat. Reportoar tari ini bersumberkan pada cerita Menak Jayengrana ditarikan oleh 6 (enam) penari putri keraton, yang dipersembahkan dalam setiap upacara kenegaraan Keraton Kanoman di masa lalu.
    12 Maret 2007 / Lalan Ramlan /   Jurnal Panggung XVIII, 2002
  • MENGENAL MANG SUWARNA (Pencipta Lagu-lagu Sunda Akhir Abad XX)
    Mang Suwarna (almarhum) adalah salah seorang seniman pencipta lagu yang produktif. Lagu-lagu ciptaannya telah dilatihkan kepada para juru sinden dan juru mamaos. Mereka sering menyajikannya di panggung dalam pertunjukan wayang golek, kiliningan, degung, jaipongan, dan Cianjuran. Selain itu banyak juga lagu yang dikasetkan melalui juru sekar terkenal seperti Euis Komariah, ...
    12 Maret 2007 / Pandi Upandi /   Jurnal Panggung XVIII, 2001
  • KEKRIAAN SUMBER PROFESI BERCITRA BUDAYA SENDIRI
    Berbicara tentang kria dengan segala aspeknya, tentu tidak akan cukup hanya selintas atau kulitnya saja. Ada proses perenungan yang mesti kita lakukan agar pemaduan antara alam pikir dan rasa dapat benar benar membuahkan sesuatu yang bermakna. Pada saat orang berbincang tentang budaya, tentang kekriaan, mau tidak mau akan memaparkan ikhwal ...
    12 Maret 2007 / Soegeng Toekio M /   Jurnal Panggung XVIII, 2001
  • MEMAHAMI PERWATAKAN BHIMA DALAM CERITA PEWAYANGAN BERDASARKAN BUSANA DAN ASSESORISNYA
    Tiada kata yang tidak mungkin di dunia ini. Itulah barangkali kalimat yang selalu ada di benak hati Bhima dalam mencari tirta perwita mahening suci sebagai syarat untuk mendapatkan ajaran sangkan paraning dumadi dari Drona gurunya. Upaya pencapaian cita-cita Bhima itu termanifestasikan dalam kisah lakon Dewa Ruci dan Bhima Suci.
    12 Maret 2007 / Timbul Subagya /   Jurnal Panggung XVIII, 2001