• KREATIVITAS IRAWATI DURBAN DALAM TARI MERAK
    Di kancah tari Sunda, Irawati Durban dikenal sebagai tokoh yang memiliki kemampuan<br /><br /><br /><br /><br /> luar biasa, sebagai seniman, penari, koreografer dan penata busana. Di samping<br /><br /><br /><br />&...
    21 Februari 2007 / Etty Suhaeti /   Jurnal Panggung
  • PENDEKATAN SEMIOTIKA SEBAGAI METODA ANALISIS TANDA PADA KARYA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
    Karya desain komunikasi visual mempunyai tanda berbentuk verbal (bahasa) dan visual,<br /><br /><br /><br /> serta merujuk bahwa teks desain komunikasi visual dan penyajian visualnya juga<br /><br /><br /><br /> mengandung ikon terutama berfungsi ...
    21 Februari 2007 / Sumbo Tinarbuko /   Jurnal Panggung
  • Deskripsi Sajian Dalam Kritik Tari di Indonesia: Gaya, Struktur, dan Makna
    Adanya kenyataan perbedaan ungkapan verbal yang diwujudkan dalam kritik serta ungkapan non-verbal yang direpresentasikan dalam berbagai karya seni, telah mendorong diupayakannya adanya penajaman kesadaran kekuatannya dalarn konstelasi perkembangan tari di Indonesia. Perkembangan kritik tari di satu sisi dirasakan tidak seiring dengan perkembangan garap seni yang sudah mulal tak lagi mewakili ...
    12 Maret 2007 / F. X. Widaryanto /   Jurnal Panggung XXXIV, 2005
  • TIBAN DARI RITUAL KE SENI PERTUNJUKAN
    Pertunjukan Tiban merupakan pertunjukan ritual masyarakat Desa<br /><br /><br /><br /> Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Digunakan sebagai<br /><br /><br /><br /> medium masyarakat untuk meminta hujan pada musim kemarau panjang. Tiban<br /&...
    21 Februari 2007 / Turyati /   Jurnal Panggung
  • MAKNA UPACARA NGALAKSA
    Ngalaksa adalah upacara tradisional masyarakat Sunda yang dilaksanakan<br /><br /><br /><br /> berhubungan dengan kesuburan lahan pertanian. Upacara ini merupakan ungkapan<br /><br /><br /><br /> kepercayaan lokal masyarakatnya terhadap Nyi Pohaci dan Karuhun (roh-roh ...
    21 Februari 2007 / Yuyun Yuningsih /   Jurnal Panggung
  • PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI SENI DAN KINERJA DALANG WAYANG GOLEK TERHADAP LOYALITAS PENANGGAP
    Kesetiaan atau loyalitas pengguna jasa seni (penanggap) tidak lahir begitu saja, karena dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan batin para penanggap sebuah kesenian sangat dipengaruhi oleh timbal balik pelayanan jasa yang menjadi harapan dan cita-cita, yaitu kepuasan. Maka mereka rela untuk berkorban. Pengorbanan para penanggap seni yang berbentuk bandha, boga, dan ...
    21 Februari 2007 / Asep Solihin /   Jurnal Panggung
  • Kreativitas Berbasis Seni Tradisi: Upaya Menuju Identitas Bangsa
    Kreativitas seorang kreator sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesenian Indonesia. Maju mundurnya kesenian Indonesia ditunjang, salah satunya, oleh hasil kreativitas kreator dalam mengelola keseniannya. Sikap dan kepedulian kreator untuk mengembangkan seni tradisi yang dimiliki sangat diperlukan dalam proses pembentukan seni Indonesia menuju seni yang beridentitas. Maka, diharapkan setiap kreator seni dalam ...
    21 Februari 2007 / Asep Saepudin /   Jurnal Panggung
  • SENI DAN RELIGI DALAM AKTIVITAS RATIK SAMAN DI SUMATERA BARAT
    Nyanyian religius pada dasarnya akan memunculkan sebuah konsep tentang hubungan seni dan religi. Seni dalam pengertian yang amat luas, memungkinkan menjadi bahasa ekspresi dalam berbagai kepentingan. Sementara itu, religi memberikan suatu konsep tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta atau Yang Maha Kuasa yang diwujudkan dalam bentuk praktik ?peribadatan?. Pada titik ...
    12 Maret 2007 / Andar Indra Sastra /   Jurnal Panggung XXXIV, 2005
  • ARKETIF MITOS WAKTU (KALA) PADA TEKS ?WAKTU BATU? TEATER GARASI
    Dalam suatu karya seni memuat struktur-budaya suatu masyarakat, baik itu yang primordial maupun yang modern. Struktur itu bisa berbentuk simbol yang dihadirkan, dan bisa dibaca dengan metode interpretasi. Dari simbol itulah penulis coba menguraikan hubungan antar struktur-budaya yang terlibat di dalam karyanya untuk kemudian menemukan makna baru atas hubungan-hubungan struktur ...
    12 Maret 2007 / Argus Firmansyah /   Jurnal Panggung XXXIV, 2005
  • GAYA TARI DALAM GENRE TARI KEURSEUS (Fenomena Munculannya Ibing Keursues Gaya Sumedang)
    Dalam mengamati perkembangan seni pertunjukan tradisional tari Sunda hingga saat ini nampak suatu dinamika perubahan yang cukup signifikan. Di abad 1900-an, tari Sunda telah melahirkan tiga generasi, yaitu genre tari Keurseus, tari Tjetje Somantri, dan tari Jaipongan. Fenomena ini menunjukkan daya kreativitas yang tinggi dari para pelaku (seniman) Sunda. Bahkan ...
    12 Maret 2007 / Asep Jatnika /   Jurnal Panggung XXXIV, 2005
  • STUDI KOMPARATIF TENTANG BENTUK PENYAJIAN WAYANG GOLEK PURWA GAYA BANDUNG KIDUL DAN BANDUNG KALER
    Penulis mencoba memberikan gambaran tentang bentuk penyajian wayang Golek Purwa yang berlaku pada gaya-gaya pedalangan di Jawa Barat terutama pada gaya Bandung Kidul dan Bandung Kaler, yang di dalamnya juga terkait dengan lintasan historis mengenai awal masuknya seni pedalangan ke bumi Pasundan secara singkat. Munculnya paguron-paguron dalang, yang satu sama ...
    12 Maret 2007 / Cahya Hedy /   Jurnal Panggung XXXIV, 2005
  • Musik Etnik Sunda Islami Ath-Thawaf: Sebuah Kajian terhadap Nilai-nilai Musikal, Kultural, dan Religius
    Musik etnik Sunda islami Ath-Thawaf adalah sebuah bentuk kreativitas musik karya Yus Wiradiredja yang dibentuk pada tahun 2000. Kreativitas musik yang berwujud vokalinstrumental ini merupakan perpaduan di antara tiga nuansa musikal yang berasal dari budaya yang berbeda, yakni: budaya Sunda, Barat, dan Timur Tengah (musik Islam). Oleh karena itu, tidak heran ...
    12 Maret 2007 / Deni Hermawan /   Jurnal Panggung XXXIV, 2005