• Deskripsi Sajian Dalam Kritik Tari di Indonesia: Gaya, Struktur, dan Makna
    Adanya kenyataan perbedaan ungkapan verbal yang diwujudkan dalam kritik serta ungkapan non-verbal yang direpresentasikan dalam berbagai karya seni, telah mendorong diupayakannya adanya penajaman kesadaran kekuatannya dalarn konstelasi perkembangan tari di Indonesia. Perkembangan kritik tari di satu sisi dirasakan tidak seiring dengan perkembangan garap seni yang sudah mulal tak lagi mewakili ...
    14 Maret 2007 / FX WIdaryanto /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • Meretas Logika Teori-teori Kebudayaan (Tinjauan Buku Teori-teori Kebudayaan Editor Mudji Sutrisno & Hendar Putranto)
    n/a
    14 Maret 2007 / Argus Firmansah /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • BUDAYA FOLKLOR SUNDA
    Folklor sering diartikan sebagai cerita rakyat semata. Folklor dalam perkembangannya menjadi luas cakupannya, dan memberi banyak pemahaman baru. Tulisan ini bertujuan melakukan studi tentang folklor, terutama folklor Sunda yang nyaris dilupakan sebagai sumber inspirasi? para insan seni pertunjukan yang disebut Homocreator (manusia pencipta). Tulisan ini meminjam cara pandang dari Jan ...
    14 Maret 2007 / Arthur S. Nalan /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • GANDANG TAMBUA: MUSIK PEMBANGKIT SEMANGAT HEROIK DAN PATRIOTIK DALAM UPACARA TABUIK DI PARIAMAN, SUMATERA BARAT
    Upacara Tabuik merupakan ritual berdimensi keras yang diperingati pada awal tahun Hijriyah dari tanggal 1-14 Muharam di kota Pariaman, Sumatra Barat. Peringatan upacara ini dengan setting kematian Husein bin Ali cucu Nabi Muhammad Saw, yang meninggal dalam perang Karbela di Irak tahun 680 M. Upacara ini terdiri dari beberapa rangkaian ritus ...
    14 Maret 2007 / Asril Muchtar /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • Pertunjukan Wayang Golek Menak di Daerah Istimewa Yogyakarta
    Wayang Golek Menak merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat Indonesia. Kata menak memiliki suatu makna konotatif, bahwa ceriteranya diambil dari Serat Menak, Persia. Akan tetapi ceritera itu telah diadaptasi ke dalam kebudayaan Indonesia. Di Yogyakarta, wayang golek Menak sering dibawakan oleh Ki dalang Widiprayitno pada tahun 1950, dengan gaya pedalangan yang ...
    14 Maret 2007 / Dewanto Sukistono /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • Representasi Simbol Budaya Kerakyatan dalam Pertunjukan Teater Rakyat (Tematisasi Hermeneutika pada Lakon Pertunjukan Sandiwara Cirebon)
    Banyak masyarakat menganggap bahwa seni pertunjukan hanyalah sebuah permainan yang menjadi tontonan dan hiburan semata. Apalagi seni pertunjukan rakyat, yang diwujudkan dengan kreativitas kerakyatan yang lugu. Mungkin saja hal itu ditafsir oleh masyarakat sebagai pertunjukan main-main. Akan tetapi tidak demikian dengan pertunjukan teater rakyat sandiwara Cirebon, sekalipun tidak melakonkan kisah ...
    14 Maret 2007 / Jaeni /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • Antara Kompetensi dan Aliansi Sistem Pendidikan Seni
    Dunia seni pada dasarnya merupakan bagian dari kehidupan manusia. Keberadaannya condong sebagai perwujudan dari daya eksplorasi gagasan, penguasaan bahan, serta kemampuan menuangkan cipta-karsa. Keberadaan seni sering diasumsikan sebagai hasil cipta-karsa individual, bahkan disepakati sebagai sesuatu yang sangat purna otorita serta berperan bagi pengayaan estetis selain keunikan. Ketika konsep seni dikumandangkan ...
    14 Maret 2007 / Soegeng Toekio M. /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • INVENTARISASI WARISAN BUDAYA TAK-BENDA: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
    Kegiatan membuat inventaris karya-karya budaya tak-benda yang kini secara internasional disingkat ICHI (Intangible Cultural Heritage Inventory) adalah suatu kegiatan strategis dalam menangkal, atau paling tidak memperlambat kepunahan ICH bangsa-bangsa yang sangat berharga itu, khususnya di Indonesia. Budaya tak-benda yang berupa konsep ini merupakan roh dari seluruh karya budaya termasuk budaya ...
    14 Maret 2007 / Sri Hastanto /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006
  • PENCARIAN KONSEP ESTETIK TARI MINANG ALUA PATUIK RASO PARESO
    Berbicara tentang estetik berarti berbicara tentang keindahan. Estetika dipandang sebagai suatu filsafat ditempatkan pada titik dikotomis antara realitas dan abstrak, juga antara keindahan dan makna. Konsep alua pautik raso pareso merupakan istilah atau pepatah adat Minang yang sifatnya masih sangat universal. Di sini dicoba dikupas secara leksikal dan gramatikal untuk ...
    14 Maret 2007 / Sri Rustiyanti /   Jurnal Panggung XXXVII, 2006